22 Thoriqoh Qodiriyah wa Naqsyabandiyah di jombang sebagai guru Thoriqoh di Jawa B. Silsilah Mursyid Thoriqoh Qodiriyah wa Naqsyabandiyah Pendiri serta Mursyid pertama Thoriqoh Qodiriyah wa Naqsyabandiyah yakni Syaikh Muhammad Khotib Ibn Abd al-Sambasi al-Jawi yang mempunyai murid sampai hampir seluruh Nusantara. Seperti yang terkenal Syaikh Abd. Karim al-Bantani, Syaikh Ahmad Thalhah al-Cireboni, dan Syaikh Ahmad Hasbullah al-Maduri. Tetapi khalifah yang lainnya meliputi Syaikh Muhammad Isma’il ibn Abd Rachim dari Bali, Syaikh Yasin dari Kedah Malaysia, Syaikh Haji Ahmad Lampung dari Sumatra Selatan, dan Syaikh Muhammad Ma’ruf ibn Abdullah al-Khatib dari Palembang. Murid-murid Syaikh Khotib Sambas tidak hanya menuntut ilmu tetapi juga menyebarkan ilmu tersebut, berupa menyebarkan ajaran tasawuf dan Thoriqoh Qodiriyah wa Naqsyabandiyah sampai keseluruh Nusantara. Dan penyebaran ke Jawa telah terbagi-bagi kebeberapa khalifah Seperti cuplikan silsilah Thoriqoh Qodiriyah wa Naqsyabandiyah yang dimulai dari Allah SWT melalui malaikat Jibril yang sampai pada sanad Thoriqoh Qodiriyah, antara lain Muhammad SAW Ali ibn Abi Thalib 28 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren Studi tentang Pandangan Hidup Kyai, Jakarta LP3ES, Februari 1994, 79-80. 23 Husain ibn Ali Zain Al- Abidin Muhammad Al-Baqir Ja’far Al- Shadiq Musa Al-Kazhim Abu – Hasan Ali ibn Musa Al – Ridha Ma’ruf Al – Karkhi Sari Al – Saqati Abul – Qosim Junaid Al – Baghdadi Abu Bakr Al – Syibli Abd Al – Wahid Al – Tamimi Abd Al – Faraj Al – Tartusi Abu Hasan Ali Hakkari Abu Sa’id Makhzumi Abd Al – Qodir Al – Jailani Abd Al – Aziz 24 Syams Al – Din Syarif Al – Din Nur Al – Din Wali Al – Din Husam Al – Din Yahya Abu Bakr Abd Al – Rahim Utsman Abd Al – Fattahir Muhammad Murad Syams Al –Din Ahmad Khatib Al – Sambasi Begitu kemursyidan sanad dari Thoriqoh Qodiriyah wa Naqsyabandiyah dan guru dari Syaikh Ahmad Khotib Sambas. Tetapi tidak ditemukan secara jelas uraian silsilah yang terdapat pada Thoriqoh Naqsyabandiyah. Namun banyak diambil sanad ajaran dari Thoriqoh Qodiriyah yang sudah cukup termashyur. Khususnya tentang Muro>qabah yang sudah dikenal dan 25 digunakan oleh Thoriqoh Qodiriyah wa Naqsyabandiyah. Sampai akhirnya tersebar kepada cabang Thoriqoh yang mandiri dan ingin mengolaborasi dengan sikap modernitas yang Setelah Syaikh Khotib Sambas Wafat sekitar pada tahun 1878 Masehi, kepemimpinan mursyid digantikan oleh muridnya yakni Syaikh Abdul Karim al-Banteni. Karena selain telah mendapatkan Ijazah baiat, juga Syaikh Khotib Sambas pernah menunjuk Syaikh Abd Karim al-Banteni sebagai Imam. Sehingga kepemimpinan Mursyid Thoriqoh Qodiriyah wa Naqsyabandiyah diterima dengan baik dan semakin berkembang pesat hampir keseluruh Indonesia. Selain itu Syaikh Ahmad Khotib Sambas juga memberikan ijazah baiat kepada kedua khalifah lainnya, diantaranya Syaikh Thalhah di Cirebon dan Kiai Haji Ahmad Hasbullah bin Muhammad dari Madura. Setelah itu keduanya melahirkan cabang Thoriqoh di Jawa dan sekitarnya. Tetapi setelah wafat Syaikh Abd Karim al-Banteni sebagai Mursyid Thoriqoh Qodiriyah wa Naqsyabandiyah tidak terpusatkan lagi. Melainkan terpecah kebeberapa cabang Perkembangan Thoriqoh tidak sampai setelah Syaikh Ahmad Khotib Sambas dan Syaikh Abdul Karim al-Banteni wafat. Karena tidak terpusat lagi, malah cabang Thoriqoh berkembang sangat pesat. Alasannya lagi, beberapa khalifah telah mendapatkan ijazah baiat dari Syaikh Ahmad Khotib 30 Martin Van Bruinessen, Thoriqoh Naqsyabandiyah Di Indonesia, terj. Hamid Algar, Bandung Mizan, Februari 1996, 90 – 91. 31 Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning Pesantren Dan Tarekat Tradisi-Tradisi Islam Di 26 Sambas. Tanpa membantah sang guru, mereka menyebarkan Thoriqoh Qodiriyah wa Naqsyabandiyah dicabang yang telah disebutkan Adapun Syaikh-syaikh lain yang dari Jawa yang telah menjadi Murid Syaikh Khotib Sambas, antaranya Hadrat Syaikh Kiai Haji Muhammad Hasyim Asy’ari dari Tebu Ireng Jombang, Kiai Manaf Abdul al-Karim dari Lirboyo Kediri, Kiai Muhammad Shiddiq dari Jember, Kiai Munawir dari Krapyak Yogjakarta, Kai Maksum dari Lasem Rembang, Kiai Abdullah Mubarak dari Suryalaya Tasikmalaya, Kiai Wahab Hasbullah dari Tambakberas Jombang, Kiai Bisri Syamsuri dari Denanyar Jombang, dan Kiai Bisri Mustofa. Selain itu Syaikh Cholil Bangkalan juga merupakan Murid dari khalifah Syaikh Abdul Karim al-Banteni, ketika menjadi mursyid Thoriqoh Qodiriyah wa Naqsyabandiyah setelah Syaikh Ahmad Khotib Setelah beberapa kali Thoriqoh Qodiriyah wa Naqsyabandiyah berkembang di Rejoso Peterongan Jombang, beberapa Kiai juga terus melanjutkan Ajaran dan Thoriqoh Qodiriyah wa Naqsyabandiyah yang dimulai ketika Kiai Haji Romly Tamim sebagai Mursyid Thoriqoh. Lalu kepemimpinan mursyid berganti karena sebab wafatnya seorang Mursyid. Yang perlu diketahui akhirnya bahwa setelah Kiai Haji Romly Tamim dilanjutkan kepada putranya yaitu Kiai Haji Musta’in Romly. Beberapa 32 Ibid,. 33 Sri Mulyati, Peran Edukasi Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah Dengan Referensi Utama 27 sebab terjadi dilema politik yang berlarut-larut dapat mengakibatkan Jama’ah Thoriqoh Qodiriyah wa Naqsyabandiyah pecah karena masalah yang belum bisa diungkapkan antar Kiai. Ketika Kiai Haji Musta’in Romly wafat, kemursyidan dibagi menjadi tiga pada adik-adiknya dan salah satu ponakannya. Tetapi yang masyhur dan paling dikenal oleh para jama’ah dan masyarakat untuk menggantikan kemursyidan ialah Kiai Haji Dimyathi Romly sampai beberapa Sebagai berikut Tabel. Silsilah TQN Rejoso35 Begitu juga dengan penerus pusat Thoriqoh Qodiriyah wa Naqsyabandiyah di Jawa Barat. Seperti pada pusat Thoriqoh Qodiriyah wa Naqsyabandiyah Suryalaya Tasikmalaya yang semakin memberikan perubahan atau inovasi bagi jama’ah dan masyarakat Suryalaya. Tetapi mengenai Thoriqoh yang asli, menurut para orientalis Thoriqoh Qodiriyah 34 Ibid, 59-60. 35 Wawancara Mursyid KH. Tamim Romly, pada tanggal 28 Juli 2019, pukul 0939. Syaikh Khotib Sambas Syaikh Abdul Karim al-banteni Syaikh Hasbullah Syaikh M. Kholil al-Juraimi Syaikh M. Romly Tamim Syaikh Musta’in Romly Syaikh M. Utsman Syaikh A. Rifa’i Romly Syaikh M. Shonhaji 28 wa Naqsyabandiyah Suryalaya yang masih terlestari dan tidak terpecah sampai sekarang. Padahal banyak Thoriqoh yang lain termasuk Thoriqoh Qodiriyah wa Naqsyabandiyah di Rejoso Peterongan Jombang. Sehingga demikian beberapa silsilah Thoriqoh setelah Syaikh Khotib Sambas wafat, dan dipelihara oleh
AbuyaMuhtadi Cidahu Pandeglang Banten, sosok ulama kharismatik sekaligus paku Banten yang masih hidup. Sosok ulama yang terdaftar dalam jajaran Mustasyar PBNU ini, adalah seorang putra dari Abuya Dimyati Banten. Abuya Muhtadi juga disebut sebagai Al-Mursyid sebab telah menguasai 14 Fan Thoriqoh dan menjadi Mursyid Thoriqoh As Syadziliyyah.
Sebuahtarekat tidak dapat dinamakan tarekat jika tidak memiliki guru Mursyid, dan Mursyid tentunya merupakan seseorang yang memiiki sanad keirsyadan yang terhubung hingga Rasulullah saw. dan kemudian melalui Jibril as. dapat terhubung kepada-Nya. Manusia membutuhkan ahli yang dapat membersihkan hati yang kotor, nah, Mursyid-lah sang ahli itu.
OlehMuhammad Alvin Jauhari Seorang Kiai besar, pengasuh Pondok Pesantren Mamba'ul Falah sekaligus Mursyid Thoriqoh Qodiriyyah wa Naqsabandiyah yang terkenal di Kudus. KH. Muhammad Shiddiq As-Shalihi atau biasa dikenal dengan Mbah Shiddiq Piji. Beliau dilahirkan di Medio pada tahun 1917 dari pasangan Kiai Juraimi dan Nyai Qamari.
Sejakumur tujuh tahun dia sudah dapat menghafal al-Quran dan giat mempelajari ilmu-ilmu keislaman lain, sehingga pada usianya yang masih muda dia sudah menjadi guru. Dia mulai bergaul dengan para sufi pada usia 21 tahun. Pada tahun 1176, dia melanjutkan belajar ke Abyad untuk beberapa tahun. Setelah itu, dia kembali ke tanah kelahirannya.
KH Rd. Muhammad Yusuf Prianadi Kartakoesoemah kupas tuntas tentang Maqom-maqom Thoriqoh Selengkapnya silahkan simak di link berikut..
Padahaljelas sekali dalilnya bahwa seorang mursyid itu harus masih hidup. Sesepuh tarekat Qadiriyyah wan Naqsyabandiyyah Pondok Pesantren Suryalaya KH Muhammad Sholeh menambahkan, tarekat tidak akan bisa berjalan ketika tidak ada gurunya (mursyid). baca juga: Penerus Mursyid TQN PP Suryalaya, Dan Bukti Keontetikan Abah Aos Sebagai Mursyid
WAYANG KHASANAH TQN MURSYID KE 39. Hiruk pikuk masa kampanye pemilihan Presiden Republik Indonesia (RI) tahun 2014 ini telah banyak menimbulkan pro dan kontra dikalangan masyarakat terkait siapa yang akan dipilih menjadi Presiden untuk memimpin Indonesia periode lima tahun ke depan. Dasar Ajaran Cinta Negara Bagi Ikhwan Thoriqoh Qodiriyyah
mGnOEe. u8r8p9bbua.pages.dev/175u8r8p9bbua.pages.dev/317u8r8p9bbua.pages.dev/366u8r8p9bbua.pages.dev/293u8r8p9bbua.pages.dev/15u8r8p9bbua.pages.dev/153u8r8p9bbua.pages.dev/7u8r8p9bbua.pages.dev/399
mursyid thoriqoh yang masih hidup